Einstein dan bacaannya

Kalkulus

Membaca bagi Einstein adalah sesuatu yang nyenengin, oleh karena itu ia banyak sekali membaca buku-buku bermutu yaitu “ Critique Of Pure Reason”, buku lainnya adalah “Outobiografi Mahatma Gandhi” yang terkenal dengan gerakan Swadeshinya.

Buku karangan John Hersey yang berjudul “ A Bell For Adano” dan “The Wall” adalah buku kesayangan Einstein. Buku-buku karya Dostoevsky, Leo Tolstoi, Herodotus yang bernilai sastra termasuk buku-buku favorit Einstein. Begitu pula buku filsafat dan agama karangan Spinoza nggak luput dari pengamatan Einstein.

Buku Outobiografi Mahatma Gandhi sangat membekas dalam hati Einstein dan ini berpengaruh pada kehidupannya yang bersifat sederhana dan pantang menyerah. Dari buku outobiografi Mahatma Gandhi pula Einstein menjadi seorang yang mencintai perdamaian daripada kekerasan dan sayang serta mengasihi pada sesama, atau lebih dikenal sebagai seorang yang pasifis sekaligus sebagai seorang yang philantropis.

Sedangkan buku karya tulis Spinoza berpengaruh pada pemikiran tentang filsafat ketuhanan, sehingga tidak mengherankan kalau Einstein nantinya ingin mencari sendiri sosok Tuhan yang sesuai dengan akal dan jalan pikirannya.

Buku kesayangan kamu apa? Blog kesayangan? Pasti blog aku kan??? :)

Kompas Einstein Ajaib

Einstein kecil seneng banget dengan kompas pemberian ayahnya, kemana-mana kompas selalu dibawanya. Einstein kecil sangat tertarik dengan kompas, karena dia heran dan tidak habis pikir, kenapa jarum kompas selalu menunjuk ke arah utara, walaupun Einstein sudah berusaha mengarahkan jarum kompas ke arah barat, timur dan selatan. Jarum kompas akan selalu berbalik ke arah utara.

Jarum kompas yang selalu mengarah ke utara menyebabkan otak Einstein terangsang untuk mencari jawaban mengapa demikian.

Hadiah kompas juga telah merangsang Einstein untuk bertanya segala sesuatu yang tidak diketahuinya. Einstein kecil mulai banyak bertanya dan ini juga tanda awal yang baik untuk dapat berbicara seperti anak-anak sebayanya. Dengan banyak bertanya, Einstein berarti juga mulai dapat berbicara dengan baik. Sungguh, di luar dugaan bahwa hadiah kompas dari ayahnya, menjadikan Einstein dapat berbicara. Suatu terapi rangsangan otak melalui kompas Einstein jadi dapat berbicara.

Setelah Einstein dapat berbicara, kegembiraan menyelimuti segenap keluarga Einstein. Walaupun sudah dapat berbicara, namun kebiasaannya untuk menyendiri masih saja dilakukan, karena sifat pemalunya masih ada dan dengan cara menyendiri ini Einstein ingin menikmati kesendiriannya dengan memikirkan segala hal yang belum ia ketahui jawabannya.

Dalam perkembangan dan pertumbuhannya Einstein banyak mengalami kemajuan, dengan cepat Einstein dapat membaca, maka kegemarannya pada saat menyendiri adalah membaca. Setiap kali habis membaca suatu buku, Einstein selalu mencoba menganalisis hasil bacaannya dan selalu berusaha mencari jawaban mengapa bisa sampai begitu, atau apa sebab terjadi demikian. Tampaknya Einstein bila habis membaca suatu buku, otaknya selalu mendapat rangsangan untuk mengolah dan menganalisis permasalahan yang ada pada buku yang dibacanya. Hal inilah yang diduga oleh para ahli perkembangan jiwa anak-anak, sebagai suatu bentuk melatih otak untuk selalu berkembang ke arah positif. Apa yang menjadi dugaan ini, ternyata benar dan ini terbukti setelah Einstein dewasa yang menghasilkan gagasan-gagasan yang melampaui kemampuan berpikir orang pada masa itu. Mm… menurut gue, tuh Einstein bokep jenius deh :)

Bagaimana masa kecil anda?
Masa kecil adalah masa yang indah, walaupun sebenarnya tidak indah, namun tetap indah dalam istilah indahnya yang tersendiri.

Masa kecil Einstein adalah masa yang penuh keprihatinan, masa kecil yang kurang menyenangkan, masa yang tidak banyak diketahui orang. Masa kecil Einstein yang penuh keprihatinan tidak secerah ketenaran namanya, masa yang telah berlalu dan telah tertutup oleh kebesaran namanya. Einstein adalah fisikawan yang sangat menguasai matematika, sehingga dia selalu memandang hidup dan kehidupan ini dari sudut pandang matematika dan fisika!

Tidak bisa bicara

Albert Einstein adalah seorang Yahudi tulen, karena ayahnya yang bernama Hermann Einstein dan ibunya yang bernama Paulina Koch, kedua orang tuanya adalah orang Yahudi. Einstein lahir sebagai anak pertama pada 14 Maret 1879 di kota Um, Wurttemberg, Jerman. Kelahiran bayi Einstein sudah barang tentu di sambut gembira oleh kedua orang tuanya, terlebih lagi bayi Einstein sangat menyenangkan, karena jarang menangis dan tidak rewel seperti bayi pada umumnya. Sorot matanya yang tajam seolah-olah ingin tahu rahasia apa yang ada di balik benda yang dilihatnya.

Pada masa kecil, Einstein mengalami pertumbuhan terlambat yang mencemaskan orang tuanya. Sebab, Einstein dalam perkembangan secara fisik relative baik, namun perkembangan secara mental kurang baik, bahkan Einstein kecil dikira dan dikhawatirkan menderita cacat mental atau perkembangan mentalnya terbelakang. Praduga ini didasarkan pada kenyataan, bahwa anak-anak seusia Einstein pada umumnya sudah pandai bicara, akan tetapi Einstein pada usia balita belum bisa bicara. Selain tidak bisa bicara, Einstein juga tidak suka bermain dengan teman-teman sebayanya. Einstein lebih suka menyendiri daripada bermain dengan teman-temannya. Kebiasaan menyendiri ini juga dipakai alasan praduga bahwa Einstein memang benar mengalami gangguan mental.

Oleh karena Einstein belum bisa berbicara, maka Einstein lebih suka duduk menyendiri, tidak berkumpul dan bermain dengan teman-teman sebayanya. Para dokter ahli perkembangan anak-anak ada yang menduga Einstein terkena keterlambatan perkembangan mental yang disebabkan oleh sindrom asperger yang mengarah pada autisme. Selain diduga Einstein menderita sindrom asperger atau autisme, para dokter ahli anak-anak ada yang menduga Einstein sedang mengalami proses pemikiran dalam kerangka visual atau ‘eksperimen-eksperimen pikirannya’. Dugaan-dugaan ini didasarkan pada sorot matanya yang tajam bila memandang suatu benda, terlebih lagi bila ia tertarik pada benda itu. Pandangan matanya seolah-olah ingin mengetahui rahasia yang ada dibalik benda yang dipandangnya. Selain daripada itu ada juga yang menduga Einstein kecil mengidap dyslexia, sulit bicara, dan timbul sifat pemalu.

Einstein kecil yang belum dapat berbicara, jadilah seorang anak yang pemalu, pendiam dan senang menyendiri, serta tetap dengan sorot matanya yang menyelidik, ingin tahu rahasia yang ada dibalik benda yang dipandangnya. Sorot matanya yang tajam dan menyelidik inilah yang membuat senang hati kedua orang tuanya. Sorot matanya juga memberikan harapan kedua orang tuanya, bahwa pada suatu ketika nanti, pasti Einstein akan dapat berbicara!

HADIAH YANG BERJASA

14 Maret 1884 bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-5, Einstein kecil menerima hadiah yang tidak lazim dari ayahnya sebagai hadiah ulang tahunnya. Memang hadiah ulang tahunnya tidak seperti layaknya yang diberikan kepada anak-anak usia 5 tahun, ya hadiahnya sangat lain daripada yang lain. Aneh! Bukan mainan anak-anak, bukan buku cerita anak-anak, bukan baju baru untuk anak-anak dan bukan permen coklat kesenangan anak-anak.

Pengen tau? Hadiahnya sungguh luar biasa. Hadiahnya adalah sebuah kompas. Ya, kompas! Kompas alat penunjuk arah bagi pelaut atau pengelana dan para pendaki gunung untuk mengetahui arah utara, selatan, timur dan barat agar tidak tersesat. Kompas untuk hadiah anak-anak usia 5 tahun memang aneh.

Memasuki awal abad ke-21, atau tepatnya pada tahun 2005 yang lalu adalah peringatan genap 100 tahun (1 abad) ditemukannya Teori Relativitas Khusus Einstein atau lebih popular dengan sebutan Teori Relativitas! Teori Relativitas adalah teori yang sangat spektakuler, sangat luar biasa, sangat jauh maju ke depan mendahului kemampuan berpikir ilmuwan pada masanya. Para fisikawan pada waktu itu banyak yang belum dapat memahami teori relativitas, bahkan yang ahli sekalipun ada yang tidak bisa memahaminya.

Mengapa demikian? Karena pada waktu itu, para fisikawan masih terpaku pada pemikiran masalah fisika dan mekanika klasik, padahal untuk memahami teori relavitas Einstein perlu terlebih dahulu menguasai fisika kuantum! Mohon maaf, bila kamu ingin tahu juga apa sebenarnya teori relatifitas itu, kamu pun harus mengetahui dan paham fisika kuantum.

Untuk berbicara tentang teori relativitas dan fisika kuantum lebih jauh, perlu waktu panjang dan khusus, karena tidak semua orang menyukai fisika kuantum ditambah matematika untuk menyelesaikannya.

Begini, kamu pasti pernah menimbang berat badan kamu bukan, kemudian bila kamu duduk ( diam ) pasti berat badan kamu masih tetap. Akan tetapi bila kamu duduk di kendaraan yang bergerak sangat cepat sekali, maka menurut teori relativitas berat badan kamu pasti akan lebih berat daripada berat badan kamu dalam keadaan diam. Bagaimana bisa? Ya, itu teori relativitas, teori yang sangat spektakuler yang mendahului kemampuan berpikir ilmuwan pada masanya. Bila kamu paham, berarti kamu sudah tahu atau paling tidak pernah mendengar teori relativitas Einstein. Bersyukurlah. Apabila kamu belum paham, jangan khawatir karena kamu tidak sendirian. Banyak orang yang belum paham tentang teori relativitas dan itu tidak menghalangi untuk mengetahui lebih lanjut isi blog yang satu ini.

Kembali pada peringatan 100 tahun teori relativitas, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) melalui badan dunia untuk pendidikan (Unicef) telah meminta kepada semua negara anggota PBB untuk mengadakan peringatan tersebut demi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Badan dunia menganggap penemuan teori relativitas oleh Einstein benar-benar telah mengubah dunia menjadi sangat maju seperti sekarang ini, adalah karena Einstein telah meletakkan dasar-dasar berpikir secara kuantum yang menghasilkan kemajuan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Suatu kebetulan pada saat peringatan 100 tahun teori relativitas di Indonesia sedang terjadi perubahan nama perguruan tinggi dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) menjadi Universitas Islam Negeri (UIN). Misalnya, IAIN Sunan Kalijaga di Yogyakarta menjadi UIN Sunan Kalijaga, IAIN Sunan Gunung Djati di Bandung menjadi UIN Sunan Gunung Djati. Perubahan nama ini juga diikuti dengan pembukaan dan penambahan fakultas baru agar sesuai nama universitas yang tidak hanya mengajarkan satu bidang ilmu (agama Islam) saja. Jadi, Fakultas MIPA, Fakultas Teknik, Fakultas Kedokteran bisa dijumpai pada UIN.

Einstein belajar Talmud untuk memahami agama Yahudi dan juga belajar Katakismus Romanus serta kisah-kisah Injil pada Perjanjian Baru untuk memahami agama Katholik. Agama apa yang Einstein pilih, agama Yahudi atau agama Katholik?

Setelah dewasa Einstein mulai berpikir tentang Tuhan, di manakah keberadaan Tuhan? Menurut Einstein Tuhan ada di surga!

Banyak orang Barat yang meninggalkan agama, walaupun ada juga yang mulai sadar untuk kembali beragama. Orang Barat yang menganggap bahwa agama sudah tidak sesuai dengan modernisasi, agama sudah tidak punya tempat di hati mereka, terlebih lagi bagi mereka yang menganut faham sekularisme. Benar begitu?



Recommended Money Makers

  • Chitika eMiniMalls
  • WidgetBucks
  • Text Link Ads
  • AuctionAds
  • Amazon Associates